whatsapp image 2023 07 25 at 11.41.47

Dulu di Wajok Hilir, Toleransi Jadi Kunci Damai yang Menginspirasi

Tahukah kalian, ada sebuah kisah luar biasa yang pernah tumbuh di tanah Wajok Hilir, Kecamatan Jongkat, Kabupaten Mempawah? Sebuah cerita tentang bagaimana keberagaman bisa berpadu menjadi kekuatan, dan bagaimana perbedaan bukanlah jurang, tapi jembatan menuju perdamaian.

Waktu itu, Wajok Hilir dikenal sebagai desa yang dihuni oleh masyarakat dari beragam suku, agama, dan budaya. Namun, alih-alih terpecah karena perbedaan, mereka justru membuktikan bahwa toleransi bisa menjadi dasar utama dalam membangun kerukunan.

Salah satu tokoh yang memimpin semangat ini adalah Bapak Abdul Majid, S.Hut, yang kala itu menjabat sebagai Kepala Desa sekaligus Ketua APDESI Kabupaten Mempawah. Beliau selalu menekankan pentingnya hidup saling menghargai. Dengan kata-kata yang sederhana namun dalam maknanya, beliau pernah berkata, “Toleransi itu indah. Perbedaan itu indah. Damai itu tujuan. Salam toleransi.”

Bukan sekadar kata-kata, nilai-nilai itu diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari. Warga Wajok Hilir hidup berdampingan dengan damai. Mereka terbiasa merayakan hari-hari besar keagamaan bersama, melakukan kerja bakti lintas komunitas, hingga menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial yang menyatukan hati.

Pada masa itu, semua perbedaan bukan untuk disamakan, melainkan untuk dihargai. “Kita harus saling memahami dan menerima perbedaan, tanpa harus memaksakan kehendak kepada orang lain,” ucap Pak Majid dalam satu kesempatan yang membekas di hati banyak orang.

Semangat inilah yang menjadikan Wajok Hilir sebagai contoh hidup dari makna persatuan dalam perbedaan. Sebuah warisan sosial yang seharusnya terus dilanjutkan oleh generasi sekarang dan mendatang.

Kini, saat kita melihat kembali kisah itu, kita seharusnya tidak hanya bangga, tapi juga terinspirasi. Jika dulu mereka bisa menjaga harmoni di tengah keragaman, maka kita pun hari ini bisa. Mari lanjutkan semangat toleransi itu—bukan sekadar kenangan, tapi jadi kebiasaan.

Karena sejatinya, damai itu bukan kebetulan. Ia adalah buah dari kesadaran kolektif untuk saling menghormati.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *